Menatap esok yang beku oleh segumpal perih
Tatapan mata tiada henti mengekor pedih
Hati tersayat luka akan seru kata pahit
Memandang celah yang lelah oleh himpit
Angin pergi tanpa pamit
Meninggalkan luka yang terus menyempit..
Kini, dia Berhadapan dengan waktu yang berjalan
Mentap esok yang hilang dalam pelan
Pekat jingga menuliskan sejuta senyuman
Hanyut dalam rangkaian saman
Berbondong lari ke arah idaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar