Selasa, 31 Desember 2013

Drini - Si Asri yang Masih Tersembunyi

Bulan Desember, bulan dimana orang-orang yang berada di belahan bumi utara sana sedang asyik menikmati butiran salju yang turun. Menambah suasana khas Natal semakin terasa lengkap, nuansa putih dan merah sudah terpajang disana-sini. Namun, berbeda  di negeri yang tak pernah di sambangi oleh salju ini, dia punya keindahan tersendiri. Di sebuah kota di Provinsi paling Selatan Pulau Jawa ini salah satunya, salah satu kota yang masih kental budayanya , punya keindahan yang tidak terkalahkan. Untuk sebuah tugas kuliah, saya bersama teman-teman memutuskan untuk mengunjungi kota yang saya nobatkan sebagai kota Romantis. Yah, romantis, entah kenapa saya begitu menyukai Jogja, bagi saya, setiap keindahan di Jogja memiliki unsur romantis tersendiri.
Kami, memulai perjalanan pada hari Sabtu 7 Desember 2013, dengan mengendarai mobil yang kami sewa bersama, mulailah kami menjajal untuk menjadi seorang Traveller.Cuaca pagi itu terlihat cukup kusam untuk disapa, matahari masih belum muncul dengan sempurna. Sekitar pukul 08.00 WIB, kami berangkat dari penginapan yang letaknya tak jauh dari Alun-alun Selatan Jogja. Tujuan kita kali ini adalah sebuah tempat yang letaknya berada di balik sebuah perbukitan kapur.
Sepanjang perlajanan, kami disuguhi tebing-tebing yang menjulang,  membuat kami terasa terhipnotis menikmati karya Tuhan nan Agung. Pahatan alam  yang tak sanggup dikerjakan manusia, menambah kenikmatan perjalanan kami. Dua jam sudah kami menghabiskan perjalanan, yang berkelok khas perbukitan, dan sampailah kami di sebuah tempat yang kita tuju.
kami melihat, sepanjang jalan, terdapat perpaduan yang sangat elegan, pemandangan pantai yang beradu dengan patahan tebing-tebing sungguh menggugah kami untuk cepat-cepat ingin bersapa dengan mereka.
Banyak pantai di sepanjang perjalanan yang kami lewati, namun kami memilih sebuah pantai yang terletak di ujung. Aroma khas laut dan deburan ombak menyambut kami, yang juga ingin cepat bersapa dengannya. Pantai ini, dinamakan Drini, ya, pantai yang kami kunjungi kali ini, bernama pantai Drini. Letaknya tak jauh dari pantai yang sudah tersohor, yaitu Indrayanti. Meski namanya tak setenar Indrayanti, namun keindahan alam Drini, benar-benar tak mau kalah dibandingkan pantai-pantai lain di Jogja. Sahutan ombak yang menghantam tebing, pasir putih yang elok,  lambaian rumbai gazebo serta hembusan angin pantai yang beradu, membuat kami betah berlama-lama untuk menikmatinya sembari mengabadikan setiap moment yang membuat kami semakin merasa dekat dengan salah satu pantai selatan ini. Gulungan Ombaknya yang besar khas pantai selatan, membuat beberapa orang takut untuk menikmati lebih dekat untuk berenang. Namun, tak perlu khawatir, Pantai Drini ini memiliki sisi unik yang jelas tidak dimiliki oleh pantai lain di sepanjang pantai gunung kidul lainnya. Yah, Sebuah cekungan yang memiliki ombak yang tenang, cocok untuk dijadikan sarana berkenalan lebih dekat dengan air pantai Drini yang jernih. Di cekungan itulah, terlihat orang-orang semakin akrab dengan Drini yang masih asri.
Untuk menambah keakraban bersama Drini, kami bersama-sama menaiki tangga menuju salah satu tebing yang bersebrangan dengan cekungan. Lambaian daun pandan dan tanaman drini yang tertiup angin, menyapa kami dengan hangat. Memberikan pemandangan yang tak mengecewakan tamu yang datang padanya. Di sini lah, kami memandang hamparan birunya air pantai selatan  dan hembusan angin yang  kencang kala kita berada di ujung tebing, bagaikan dalam sebuah Film Titanic. Sungguh mahakarya Tuhan benar-benar membuat tak berhentinya mulut ini bersuara kagum. Tuhan memang Arsitek yang luar biasa dalam menciptakan setiap lekukan keidahan alam ini. Di tengah asyiknya bercengkrama, tiba-tiba seorang warga lokal mendatangi kami, dia adalah seorang pemilik dari gazebo yang disediakan diatas tebing. Dengan mebayar Rp. 1000,- saja, kami bisa duduk diatas gazebo sembari bercengkrama dengan Drini.
Melalui sebuah perbincangan dengannya, kami tahu bahwa Drini merupakan nama sebuah tanaman yang banyak tumbuh di sepanjang tebing pantai ini. Oleh karena itu, warga sekitar menamai sebagai pantai Drini, pantai yang masih sangat asri dari Jogjakarta.













Dibuat terlena oleh keindahan alam Drini yang masih asri, tak terasa perut kami mulai bergejolak, kami berjalan, sembari berpamitan dengan tebing Drini. Tak perlu jauh untuk mengisi perut, di sepanjang pantai, banyak sekali dijumpai. Olahan Khas laut yang menggoda selera membuat perut kami terasa puas untuk diisi menu siang itu.
Selain alamnya yang indah, kami menemukan beberapa nelayan sedang asyik merajut jaring yang akan mereka bawa untuk menangkap ikan. Bercengkrama sembari merajut jaring yang rusak, wajah mereka tampak sumringah, tiada rasa takut akan ombak pantai selatan yang begitu besar. Laut memang menjadi salah satu ladang untuk tumpuan hidup mereka. Disinilah, pantai Drini menyimpan keunikan lain. Selain alamnya yang memanjakan mata, di Pantai inilah dijumpai nelayan beserta kapal-kapalnya. Menurut Mas Bejo, salah satu warga yang kami temui di tebing tadi, hanya disini dijumpai kapal-kapal serta nelayan yang siap untuk menangkap ikan.
Meskipun belum banyak yang mendengar pantai ini, namun tetap Drini, si asri yang masih tersembunyi ini menyimpan berjuta keindahan yang patut untuk  kita kunjungi. Inilah Jogja, dan inilah Indonesia, pesonanya tak kalah dengan negara belahan bumi manapun. Sekali lagi, Tuhan memang Maha Pencipta yang Agung. Selamat Berlibur dan menikmati keindahan alam Indonesia :)

(Foto By : Keke Meidyluana S)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar