Rabu, 23 Oktober 2013

Balada Si Mata-Mata



Balada Si Mata-Mata
#Part 1
            Ombak di laut terus menerjang pasir putih, menggeser bongkahan kecil karang yang terus mengikuti arus air.  Lampu putih yang terlihat redup di sebuah dermaga, suara kapal beradu bersama kerasnya suara ombak. Angin pun tak mau kalah beradu, derunya kian kencang, menarik lembut kain yang terpajang di pinggir gubuk biru. Bau khas laut menyeruak menuju hidung, dan bercampur dengan harumnya asap pembakaran. Bintang juga ikut beradu menghiasi malam, menebarkan jutaan kerlip bak permata. Semuanya beradu padu, menghiasi malam, begitu juga dengan hatinya, dia pun ikut menikmati indahnya malam itu.
            Sedikit, terlintas sebuah wajah yang berada dihadapnya, wajah yang tak asing baginya untuk dapat ia nikmati bersama indahnya suasana pantai kala itu. Awalnya dia hanya mencuri-curi ketika memandang sosok itu, meski wajah itu tak asing baginya, namun entah mengapa ia harus mencuri pandang. Senyumnya,  meski tak begitu indah, namun tutur katanya begitu sopan. Sikap santun yang ia kenal, terus diperhatikan tak kala dia hanya mencuri pandang lagi.
            Selalu mata bulat coklat itu mencuri pandang sebuah wajah oval bermata sayu. Hanya berani mencuri pandang, dan menahan sebuah rasa yang selalu ia kontrol agar tetap menjadi sebuah perasaan seorang sahabat. Iya, seorang sahabat yang terus ia gunakan untuk tetap bisa dekat dengannya dan menikmati wajah itu. Dulu, memang ada sebuah perasaan lebih dari sekedar perasaan sahabat. Perasaan itu sempat beradu menjadi satu, hingga menuju sebuah hubungan yang lebih pula dari seorang sahabat. Sejenak ia tersadar, akan sebuah rasa yang ia sebut sebagai perasaan egois, hingga akhirnya ia kehilangan perasaan lebih itu darinya.
            Meski kejadian itu sudah bertahun-tahun lamanya, meski ia pernah singgah di hati yang lainnya, namun ia tetap menyimpan perasaan lebih itu untuk si mata sayu. Kini si mata sayu telah bersama dengan seseorang di sana, perasaan si mata coklat terus ia kontrol agar tetap menjadi sebuah perasaan yang tak boleh lebih dari perasaan persahabatan. Mata sayu, si mata coklat akan terus mencuri pandang semua tentang dirimu, dan si mata coklat akan terus mengontrol perasaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar