Jumat, 06 Agustus 2010
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil
AMELIORASI
Yaitu: perubahan makna akibat tanggapan pemakai bahasa menjurus ke arti yang baik.
Disebut juga konotasi positif.
Contoh:
1. Gadis itu berbadan langsing.
2. Wanita bergaun hitam itu penampilannya memukau.
3. Suami isteri itu baru datang dari luar kota.
4. Ia membeli makanannya di kantin.
5. Rombongan pejabat itu disambut dengan meriah.
6. Para pengacau itu sudah diamankan.
7. Permisi, saya mau ke belakang.
8. Dalam perjanjian itu harus ada hitam di atas putih.
PEYORASI
Adalah: perubahan makna akibat tanggapan pemakai bahasa menjurus ke arti yang tidak baik(buruk). Disebut juga konotasi negatif.
Contoh:
1. Gadis itu berbadan ceking.
2. Perempuan berbaju hitam itu penampilannya menarik.
3. Ibu sedang bunting delapan bulan.
4. Laki bini itu baru datang dari luar kota.
5. Ia membeli makanan di warung.
6. Gerombolan pengacau itu sudah ditahan.
7. Permisi, saya mau buang air kecil.
8. Dalam perjanjian itu harus ada bukti tertulis.
ASOSIASI
Adalah: perubahan makna sebagai akibat adanya persamaan sifat.
Contoh:
1. Mengapa di stasiun kereta api itu masih banyak tukang catut berkeliaran?
Catut adalah sejenis tang, alat pencabut paku, tetapi dalam kalimat di atas sama artinya dengan ‘calo’.
2. Dalam pemilihan umum itu, partai Likut berhasil memperoleh 175 kursi dari 200 kursi yang diperebutkan.
Kursi adalah tempat untuk duduk, tetapi dalam kalimat di atas kursi sama artinya dengan ‘suara’.
3. Pejabat korup itu memberi amplop demi meloloskan diri dari jerat hukum.
Rabu, 04 Agustus 2010
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil
AMELIORASI
Yaitu: perubahan makna akibat tanggapan pemakai bahasa menjurus ke arti yang baik.
Disebut juga konotasi positif.
Contoh:
1. Gadis itu berbadan langsing.
2. Wanita bergaun hitam itu penampilannya memukau.
3. Suami isteri itu baru datang dari luar kota.
4. Ia membeli makanannya di kantin.
5. Rombongan pejabat itu disambut dengan meriah.
6. Para pengacau itu sudah diamankan.
7. Permisi, saya mau ke belakang.
8. Dalam perjanjian itu harus ada hitam di atas putih.
PEYORASI
Adalah: perubahan makna akibat tanggapan pemakai bahasa menjurus ke arti yang tidak baik(buruk). Disebut juga konotasi negatif.
Contoh:
1. Gadis itu berbadan ceking.
2. Perempuan berbaju hitam itu penampilannya menarik.
3. Ibu sedang bunting delapan bulan.
4. Laki bini itu baru datang dari luar kota.
5. Ia membeli makanan di warung.
6. Gerombolan pengacau itu sudah ditahan.
7. Permisi, saya mau buang air kecil.
8. Dalam perjanjian itu harus ada bukti tertulis.
ASOSIASI
Adalah: perubahan makna sebagai akibat adanya persamaan sifat.
Contoh:
1. Mengapa di stasiun kereta api itu masih banyak tukang catut berkeliaran?
Catut adalah sejenis tang, alat pencabut paku, tetapi dalam kalimat di atas sama artinya dengan ‘calo’.
2. Dalam pemilihan umum itu, partai Likut berhasil memperoleh 175 kursi dari 200 kursi yang diperebutkan.
Kursi adalah tempat untuk duduk, tetapi dalam kalimat di atas kursi sama artinya dengan ‘suara’.
3. Pejabat korup itu memberi amplop demi meloloskan diri dari jerat hukum.
SINESTESIA
Adalah: pergeseran makna yang disebabkan oleh penggunaan istilah yang sebenarnya dipakai untuk mengungkapkan konsep suatu penginderaan, tetapi diterapkan pada penginderaan yang lain (terjadi kontaminasi atau kerancuan)
1. Kata-katanya pedas.
Manis adalah hasil penginderaan rasa, tetapi digunakan untuk mengungkapkan konsep penginderaan pendengaran.
2. Senyumnya manis.
3. Baunya tajam
Tajam adalah hasil penginderaan peraba, tetapi digunakan untuk mengungkapkan konsep penginderaan penciuman.
(Disarikan dari berbagai sumber)
Diposkan oleh eli_azzahra di 00:31 0 komentar
Senin, 26 April 2010
read, and sing it..!!
Avril Lavigne - Innocence Lyrics
Waking up i see that everything is ok
the first time in my life and now it's so great
slowing down i look around and i am so amazed
i think about the little things that make life great
i wouldn't change a thing about it
this is the best feeling
this innocence is brilliant, i hope that it will stay
this moment is perfect, please don't go away, i need you now
and i'll hold on to it, don't you let it pass you by
i found a place so safe, not a single tear
the first time in my life and now it's so clear
feel calm i belong, i'm so happy here
it's so strong and now i let myself be sincere
i wouldn't change a thing about it
this is the best feeling
this innocence is brilliant, i hope that it will stay
this moment is perfect, please don't go away, i need you now
and i'll hold on to it, don't you let it pass you by
it's the state of bliss you think you're dreaming
it's the happiness inside that you're feeling
it's so beautiful it makes you wanna cry
it's the state of bliss you think you're dreaming
it's the happiness inside that you're feeling
it's so beautiful it makes you wanna cry
it's so beautiful it makes you want to cry
this innocence is brilliant, it makes you want to cry
this innocence is brilliance, please don't go away
cause i need you now
and i'll hold on to it, don't you let it pass you by
this innocence is brilliant, i hope that it will stay
this moment is perfect, please don't go away, i need you now
and i'll hold on to it, don't you let it pass you by
Senin, 19 April 2010
Kata budaya berasal dari bahasa sanskerta Budhaya
yang artinya : akal pikiran.
Budaya merupakan hasil cipta karsa manusia.
Di indonesia terdapat banyak sekali budaya yang tersebar di seluruh wilayah nusantara, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Budaya juga bisa disebut sebagai identitas daerah dan juga sebagai aset negara yang tak ternilai harganya.
Pada zaman sekarang ini pengetahuan tentang budaya indonesia sangatlah kurang, apalagi pada kalangan pemuda-pemuda indonesia yang cenderung meniru buadaya barat atau lebih dikenalnya sebagai gaya kebarat-baratan daripada budaya indonesia itu sendiri. Padahal, kita tahu bhawa pemuda merupakan generasi penerus bangsa, jika mereka acuh terhadap budayanya sendiri, apa jadinya kelangsungan suatu bangsa dan terpeliharanya Budaya Indonesia????
Untuk itu pengenalan dan pemahaman tentang budaya indonesia sangatlah penting bagi para pemuda indonesia, sebagai generasi penerus bangsa, terutama pengenalan sejak dini kepada anak-anak indonesia, karena anak-anak juga sebagai generasi penerus bangsa.
Pengenalan terhadap budaya indonesia kepada anak-anak sangatlah penting, seperti pengenalan lagu-lagu daerah indonesia, tari-tarian indonesia dll.
Usia dini merupakan suatu tahap kehidupan yang sangat penting dalam hal fisik anak, intelektual, emosional, dan pembangunan sosial. Pertumbuhan mental dan kemampuan fisik, kemajuan pada tingkat yang sangat mengherankan dan proporsi yang sangat baik, tinggi belajar berlangsung dari lahir sampai usia 6 tahun, ini adalah saat ketika anak-anak sangat membutuhkan perawatan pribadi berkualitas tinggi dan pengenalan pembelajaran, terutama pada pengenalan pembelajaran budaya indonesia.
Pengenalan tentang budaya indonesia sejak dini bisa dilakukan pada sekilah tingkatan kanak-kanak dan SD. Upaya pengenalan budaya indonesia bisa dilakukan dengan cara memperkenalkan budaya lokal daerahnya sebagai uapaya pengenalan budaya indonesia yang sangatlah beragam.
Pengenalan di sekolah TK dan SD bisa dilakukan dengan memberikan pelajaran atau extrakulikuler yang memuat budaya asli daerah, seperti : di kota jepara para anak-anak diperkanalkan dengan beberapa lagu dolanan seperti , gundul-gundul pacul, jamuran, cublak-cublak suweng dll. Begitu juga di SD , seperti di SD panggang 1 jepara diadakan extrakulikuler mengukuir, seperti kita ketahui, ukir merupakan salah satu budaya indonesia yang ada di jepara.
Perlunya pengenalan tentang budaya indonesia kepada anak-anak usia dini sangat perlu, karena selain mereka paham dan mengetahui budaya negaranya sendiri, juga agar tidak terjadi klaim-klaim terhadap budaya indonesia seperti yang dilakukan oleh negara tetangga terhadap budaya asli indonesia, seperti reog ponorogo, batik dll.
Jadi intinya adalah, pengenalan budaya indonesia sangatlah penting kepada anak-anak khusunya anak-anak SD dan TK sangat perlu terhadap upaya perlindungan terhadap budaya indonesia, kerena mereka adalah generasi penerus bangsa.
AS A BASIC STEP TO PROTECTION OF INDONESIANN'S CULTURES
Good morning everybody,
Honorable the adjudicators
Respectable all of the audience
First of all, I'd like to say thank you to the greatest lord of the world, Allah SWT, for most mercifull, so we can a attend this speech contest without any troubles and obstacles.
Secondly my sholawat and salam always to the our prophet Muhammad SAW who had guide us from the darknees to the lightnees .
And I don't forget to say thank you to the master of ceremony for give me chance to deliver my speech.
Ladies and Gentlement,
I am standing here, I would like to deliver my speech undertitle : INTRODUCTING CULTURAL POLITENEES TO THE EARLY CHILDHOOD AS A BASIC STEP PROTECTION OF INDONESIANN'S CULTURES.
Ladies and Gentlement,
Do you know where the word culture comes from??
yes, the word cultures comes from Sanskrit , which plurals of buddhi or mind, it defined as metters relating to the mind and human reason. In, latin word Colore is managing or working, Definition of the culture is something that will gives the effect of knowledge level with the symbol in daily life. Whereas culture is a manifestation of objects created by human as a creature of culture, such patterns of behavior, language, equipment life, social organization, religion, art, etc., which all intended to help people in establish societal life.
Human live, based on their each culture, other place has different culture, other people also has different culture. In Indonesian there are many cultures, because Indonesian consist of many islands and diverse ethnic origins. When we going to traveling to an area, we look at ways of behaving and ways of life different, it shows the culture in it places is different. Appropriate to their own place. Because of the diverse cultures of our nation, we must keep and maintain it, especially in this globalization era, it was hard to select the external cultures to infiltrate our nation .
Ladies and Gentlement,
In this present day, understanding of Indonesian cultures is very low, especially among to the youth in Indonesian who tend and immite the western culture or more familiar we can called as westernized style. It can looked from, how to speak, fashion style, music genre until in community. Now , the javaneese popole had lost their javaneese. Many youth are more proud of the foreign products, such as: food, clothing, art and various other facilities than ours . They just will shocked and angry when there is a genuine product in Indonesian, which claims to be the work of other nations, for example reog ponorogo claimed by Malaysia, cakebeen claimed by Japan and many more. It is unfortunate when this happens the continual improvement of our country, and Indonesiann youths indifferent to it.
Recognition and understanding of Indonesian cultures are very important, for indonesian youth, especially at an early age children, because they are the next generation.
Ladies and Gentlement,
Early age is one of the most important stage of life in terms of physical, intellectual, emotional and social development. Mental growth and physical abilities can increase the level of progress in every surprising and every high proportion of learning from birth up to age 6 years, this is a time when children desperately need high-quality personal and recognition of learning, especially on the introducting of Indonesian culture. The main purpose of the holding of early childhood education is to shape the quality of Indonesian children in their child grow and develop in accordance with developmental level so that it has an optimal readiness in entering the educational concept and through life in adulthood, and can provide an introduction to Indonesian culture, especially in cultural politenees.
Ladies and Gentlement,
Cultural politneess is the most fundamental in shaping the children into their culture understands itself. Giving an introduction to cultural understanding and can be done in the family or in the school.
For an introduction to Indonesiann culture of civility can be done to the early childhood at kindergarten and elementary schools, such as the introduction of a polite way of talking, behaving politely to older people, say hello before the study and do not forget to pray, and punishment if it does not do homework ( homework), and etc
Ladies and Gentlement,
With the introduction of cultural decency, children are expected to better understand your own culture that embraces and oriental culture will not easily influenced by western culture that is now poisoning the Indonesian youth.
So that we must fully support against the culture of civility as fundamental to our lives. By courtesy qualified Indonesiann create and uphold and protect the indigenous Indonesiann culture.
Ladies and Gentlement,
That was my short speech, please forgive me if I had many mistakes. Thank you for your attendtion. Wasslkm wr. wb
Selasa, 06 April 2010
Kata budaya berasal dari bahasa sanskerta Budhaya
yang artinya : akal pikiran.
Budaya merupakan hasil cipta karsa manusia.
Di indonesia terdapat banyak sekali budaya yang tersebar di seluruh wilayah nusantara, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Budaya juga bisa disebut sebagai identitas daerah dan juga sebagai aset negara yang tak ternilai harganya.
Pada zaman sekarang ini pengetahuan tentang budaya indonesia sangatlah kurang, apalagi pada kalangan pemuda-pemuda indonesia yang cenderung meniru buadaya barat atau lebih dikenalnya sebagai gaya kebarat-baratan daripada budaya indonesia itu sendiri. Padahal, kita tahu bhawa pemuda merupakan generasi penerus bangsa, jika mereka acuh terhadap budayanya sendiri, apa jadinya kelangsungan suatu bangsa dan terpeliharanya Budaya Indonesia????
Untuk itu pengenalan dan pemahaman tentang budaya indonesia sangatlah penting bagi para pemuda indonesia, sebagai generasi penerus bangsa, terutama pengenalan sejak dini kepada anak-anak indonesia, karena anak-anak juga sebagai generasi penerus bangsa.
Pengenalan terhadap budaya indonesia kepada anak-anak sangatlah penting, seperti pengenalan lagu-lagu daerah indonesia, tari-tarian indonesia dll.
Usia dini merupakan suatu tahap kehidupan yang sangat penting dalam hal fisik anak, intelektual, emosional, dan pembangunan sosial. Pertumbuhan mental dan kemampuan fisik, kemajuan pada tingkat yang sangat mengherankan dan proporsi yang sangat baik, tinggi belajar berlangsung dari lahir sampai usia 6 tahun, ini adalah saat ketika anak-anak sangat membutuhkan perawatan pribadi berkualitas tinggi dan pengenalan pembelajaran, terutama pada pengenalan pembelajaran budaya indonesia.
Pengenalan tentang budaya indonesia sejak dini bisa dilakukan pada sekilah tingkatan kanak-kanak dan SD. Upaya pengenalan budaya indonesia bisa dilakukan dengan cara memperkenalkan budaya lokal daerahnya sebagai uapaya pengenalan budaya indonesia yang sangatlah beragam.
Pengenalan di sekolah TK dan SD bisa dilakukan dengan memberikan pelajaran atau extrakulikuler yang memuat budaya asli daerah, seperti : di kota jepara para anak-anak diperkanalkan dengan beberapa lagu dolanan seperti , gundul-gundul pacul, jamuran, cublak-cublak suweng dll. Begitu juga di SD , seperti di SD panggang 1 jepara diadakan extrakulikuler mengukuir, seperti kita ketahui, ukir merupakan salah satu budaya indonesia yang ada di jepara.
Perlunya pengenalan tentang budaya indonesia kepada anak-anak usia dini sangat perlu, karena selain mereka paham dan mengetahui budaya negaranya sendiri, juga agar tidak terjadi klaim-klaim terhadap budaya indonesia seperti yang dilakukan oleh negara tetangga terhadap budaya asli indonesia, seperti reog ponorogo, batik dll.
Jadi intinya adalah, pengenalan budaya indonesia sangatlah penting kepada anak-anak khusunya anak-anak SD dan TK sangat perlu terhadap upaya perlindungan terhadap budaya indonesia, kerena mereka adalah generasi penerus bangsa.
..29 maret 2009
. . . pelajaran bahasa Indonesia sudah sampai pada bab wawancara, ibu Dina, guru bahasa indonesiaku memberikan tugas pada kita untuk mewawancarai kakak kelas, Karena tema wawancara itu adalah " Antara kegiatan dengan prestasi ", memang tugas itu adalah tugas kelompok, tetapi yang bingung mencari koresponden adalah aku sendiri…
Huh,,,menyebalkan…!!!!!!
Akhirnya setelah berfikir lama, aku menemukan korespondennya, dia adalah kak Dimas, iya bisa dibilang dia adalah kakak kelasku yang sangaaaaaaaaaaaatttttttttt baiiikkk….
. .30 maret 2009
Karena pengumpulan tugas tinggal beberapaa hari, akhirnya pada jam istirahat ke2 atau sekitar jam 12 siang, mulailah kupanggil kak Dimas untuk segera menjadi korespondenku…
Tapi….,,,, ada hal yang sangat disayangkan sekali,, setelah kupanggil, ternyata teman sekelompokku yang kusuruh untuk membuat pertanyaan, ehhhh…malah belum buat, akhirnya, kak dimas diambil jadi koresponden kelompok lain deh,,,
….aaaaahhhhhhh….. ,,
Ga' berhenti begitu saja untuk mendapatkan koresponden.. akhirnya kusuruh si Tara, teman sekelompokku itu untuk membuat pertanyaan, ,, bisa dibilang sie dadakan..!!
Akhirnya, aku meminta pendapat pada kak ari, kira-kira siapa ya yang pantas untuk jadi koresponden kelompokku selanjutnya,, dia langsung menjawab , " gendut aja!!!"
" gendut tuh siapa???" tanyaku heran, .. ternyata gendut yang dimaksud itukak Andi, memang postur tubuhnya yang agak gemuk, makanya teman-temannya lebih senang memanggil gendut...
"..hmm.hmm.hmmm,, gimana teman, kalian setuju ga'???",, " ya udah deh, terserah lu aja..", jawab mereka.
Akhirnya dengan perasaan sedikit canggung aku dan teman-temanku mewawancarainya, walaupun dia kelihatan begitu tidak meyakinkan. Demi tugas akhirnya kupilih dia sebagai korespondenku… "hmmm… gag papa deh, yang penting ada.." pikirku dalam hati.
Setelah beberapa hari, akhirnya Ibu Dina menyuruh untuk mengumpulkan hasil wawancara, ehhhhh....setelah dikumpilin ternyata ehh ternyata tugasku salah, yahhhhh...., kecewanya hati ini, truss juga ibu Dina mengomentari koresponden yang kita pilih, katanya dia bukan termasuk siswa yang berprestasi disekolah, yawdah, akhirnya kita putuskan untuk mencari kembali koresponden,, dan dijadikanlah Kak Dinar untuk menjadi koresponden kami, kali ini kita ga' salah orang lagi, karena kak Dinar termasuk siswa yang aktif berorganisasi dan berprestasi juga disekolah. Satu persatu beban kita berakhir, dan Ibu Dina bangga dengan hasil yang kita capai.
. .31 Maret 2009
"Uuuuhhhhh..akhirnya selesai juga". "Tittttt….tiiiiitttt….tiiiiittttt.. hape tipe 3315-ku berbunyi, wah ada nomor asing ?????", tanyaku bingung, " nomor siapa ya???, ah, paling juga orang salah pencet" akhirnya kubiarkan saja.
Setelah beberapa lama nomor yang nyasar tadi kubiarkan, akhirnya aku balas dengan sms dan miss call, mungkin saja dia adalah temanku. Tiiiiittt...tiiiitttt...tiiiiit... dengan segera kubuka sms tersebut berharap nomor nyasar tadi membalas smsku, Waaaawwww,, akhirnya si pemilik nomor tadi membalas smsku " bukan aku yang miss call tapi si Dimas??", begitulah balasannya, bingung sie,, kupikir-pikir siapa pemilik nomor ini?, dan dia membalas lagi " nie akukak Andi". "Apahhhhhhh??????kak Andi???????, aku terhentak kaget, huuuuhhhhh,, yaudah akhirnya kita connect-connectan., dia sering sms aku menanyakan masalah sekolah, maklum dia kan baru lulus, jadi rasa kangen kepada sekolah masih ia rasakan,.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 4 bulan kita sms'an dan telpn'an, pada bulan ke 4 itulah aku mulai merasakan sesuatu yang mungkin dibilang itu adalah rasa bosan , dia sering sms dengan ,menanyakan keadaanku setiap hari, setiap jam, menit, bahkan setiap detik. Bagaimana hati seseorang tidak akan bosan?, jika setiap hari dia selalu posesif terhadapku, memang sie kita sudah menganggap sebagai kakak adik, tapi apakah sampai seperti itu??,, aku membalasnya dengan bersikap baik, dan tidak pernah mengeluh tentang apa yang ia lakukan, walaupun dalam hati ini rasa bosan sudah saaangatt menyelimuti. " huh.,, kenapa bisa seperti ini ya??, aduuuuhhhhhh.....!!! apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya, bahwa aku sudah bosan dan tidak ingin untuk disms dalam beberapa waktu ini??, ahhhhhh,,biarkan sajalah, aku tak tega jika harus berkata seperti itu kepadanya." Gumam kebingungan dariku.
Pada suatu malam ketika aku sedang belajar untuk menhadapi tes semesteran besok, ada sms datang, kubuka saja sms itu, aku sudah menduga kalo sms itu pasti dari kak Andi, dan setelah sms itu aku buka, ternyata benar kalo sms itu dari kak Andi, " lagi apa dek?", tanpa ragu aku balas sms dia " nie kak lagi belajar". Beberapa menit kemudian dia membalas sms, " emang bener lagi belajar?", setelah membaca balasannya tersebut, aku merasa dia seolah-olah tak percaya bahwa aku sedang belajar, dia pikir aku membohonginya, lalu kubalas saja sms tersebut dengan hati sedikit kesal " kakak gag percaya kalo adek sedang belajar?". Dan kemudian dia membalas "iya deh, kakak percaya".
Saat dia membalas seperti itu rasa ingin marah tiba-tiba muncul padanya, kubalas lagi smsnya " memangnya kakak itu siapa sie?, pacar,saudara aja bukan! Kenapa sms kayak gitu kak, aku nggak suka kak, adek itu sudah sangat capek hari ini, mengerjakan proposal sendirian, dan baru saja selesai, lalu aku melanjutkan untuk belajar. Dengan datangnya sms kakak yang seperti itu, aku dah gag suka kak, seolah-olah kakak itu siapa gitu?!!. Yaudah mulai saat ini jangan pernah sms aku lagi dan jangan pernah ganggu aku lagi, terima kasih atas semua yang pernah kakak berikan padaku selamat malam kak".
Begitulah sms yang kubalas padanya, aku menganggap sms tadi adalah salah satu cara yang paling tepat untuk mneghindar darinya selama beberapa waktu. Setelah kubalas sms tersebut langsung saja hape kumatikan. Keesokan harinya, hape ku aktifkan lagi, ada banyak sekali sms darinya yang masuk, ada sekitar 5sms yang ia kirim, kubiarkan saja sms itu dan tak pernah kubalas lagi semua sms darinya. Dengan berjalannya waktu, tak terasa sudah 2 minggu kita tidak sms'an. Tiba-tiba sesaat setelah aku mengisi acara sebagai MC di pensi class meeting sekolahanku, aku bersama Zia, sahabat senasibku, begitulah aku menyebutnya, karena dalam setiap organisasi hanya aku dan dia yang selalu aktif, kita juga yang selalu merasakan ketidakadilan dalam organisasi, aku ajak dia untuk pergi makan kekantin, disana kita bertemu dengan kakak kelsaku, dia seorang cewek yang juga dianggap kak Andi sebagai adiknya juga, dia adalah kak Ria, tiba-tiba dia memanggilku " Orina, bisa kesini sebentar?", "'iya kak, ada apa?" tanyaku heran, " apa yang kau lakukan padanya" dengan raut wajah yang begitu muram, "maksudnya kak?, "siapa?" tanyaku heran lagi, "pasti kau akan tahu apa yang kumaksud" jawab dia, beberapa saat kemudian aku mulsi mengerti apa yang ia tanyakan dan kujawab saja, " ooooo,,, maksudmu kak Andi kak?, aku tidak berbuat apa-apa padanya,". Aku menceritkan semua yang terjadi padanya, dan ternyata semenjak aku memutuskan hubungan dengan kak Andi, giliran kak Ria yang menjadi korban, dia mengalihkan sifat posesifnya kepada kak Ria, yang ternyata sudah mempunyai pacar.
" tau gag sie dek, dia itu sekarang menjadi bersifat posesif ke aku, kamu tahu sendir ikan aku sudah punya pacar? Aku juga tidak nyaman dengan perlakuan yang seperti itu.." dengan raut muka yang agak ketakutan, ia menceritakan itu kepadaku. Setelah itu aku kembali duduk untuk menyantap makanan bersama Zia, kemudian Zia bertanya, "emang ada apa sie antara Lu dengan kak Ria?" tanya Zia penasaran, "gag da apa-apa kok, tenang saja", awabku dengan perasaan sedih.
Beberapa hari kemudian sesaat setelah aku dan Zia diundang oleh guru bahasa inggris ke kantor, aku mengajak zia menuju belakang sekolah, tepatnya dibawah pohon rambutan, aku menceritakan semua yang terjadi antara aku dan kak Andi pa Zia, aku percaya bahwa Zia akan menyimpan hal ini baik-baik, dan tidak akan menceritakan pada siapapun, " jadi yang kau bicarakan dengan kak Ria adalah tentang kak Andi?, hah, kamu ini, kenapa bisa seperti itu?" tanya Zia dengan nada humor, " zia, apa dong yang harus kulakukan?, aku bingung?" ssmbil memegang tangan Zia, aku berharap zia mau membantuku. " yahhh... biarkan saja deh, tapi terserah kamu juga, kau mau apakan dia kan terserah kamu" , " aku bingung Zi,?, huuuuhhhh.. kenapa bisa seperti ini?", gumamku.
Siang-malam aku selalau bersama dengan Zia, yach, maklum lah kita kan teman senasib dan seprofesi. Tiap malam kita harus ke asrama , karena kita adalah Tutor b.inggris untuk mengajar adik-adik kelas kita. Setiap kita bertemu selalu saja menggosip,, hiiiihhiiii, maklum itu bisa dibilang hiburan sesaat. Hehe. Suatu hari ketika Zia sedang bermain Facebook, dia bercoment-coment'an dengan kak Andi, Dia curhat pada Zia tentang masalah yang kita alami, Zia langsung memberitahuku tentang hal itu, dan dia menyarankan untuk memaafkan perbuatan kak Andi, " sebaiknya kamu ma'afkan saja kak Andi, kasihan dia harus menunggu ma'af darimu, ", "tapi Zi, entah kenapa jika aku berhubungan dengan kak Andi, aku selalu takut , makanya aku tidak ingin lagi berhubungan dengannya" ,sahutku merengek. " tapi orina, jika kamu biarkan seseorang untuk menunggu ma'af yang tak kunjung datang pasti perasaannya akan sangat hancur, coba bayangkanlah jika kak Andi adalah kamu?, apa yang akan kamu rasakan?, ma'afkanlah saja dia dan jika kamu tidak ingin lagi berhubungan dengannya, pakailah kamu nomor yang tidak terpakai, lalu non aktifkan nomor tersebut, setelah kmau memberikannya ma'af. Itu saran dariku, selebihnya terserah kamu.", Zia langsung meninggalkanku begitu saja dan aku mulai termenung, memikirkan apa yang harus aku lakukan, beberapa saat kemudian aku akhirnya menemukan titik terang, kuputuskan untuk mengikuti saran dari Zia, dan mulailah aku sms kak Andi dan memberikannya ma'af. " kak, ini orina, orina mau memaafkan kakak, dan tentu saja orina juga ingin meminta ma'af kepada kakak atas kesalahan orina, sekarang kakak sudah kuma'afkan, itu kan yang kakak minta?, terima kasih kaka atas semuanya. Selamat siang". Begitulah sms yang kukirim pada kak Andi hati serasa lega, tak lupa nomor yang kupakai itu kubuang, agar kak Andi tidak menghubungiku lagi. Keesokan harinya aku menemui zia dan mengucapkan terima kasih " Zia, makasih ya atas sarannya" , " sudahlah yang penting kmau lega, iya ga?" jawab Zia dengan nada sedikit santai. Namun aku pikir-pikir kembali, semua berawal dari kesalahanku yang tak pernah berkata jujur tentang sikap kak Andi selama ini yang membuatku tidak nyaman, tapi nasi sudah menjadi bubur, apa yang aku lakukan sudah tidak ada artinya lagi. Dan ku tulis semua cerita itu kedalam diary-ku,
Dear diary 26 agustus 2009
Aku telah menyelesaikan semua masalah yang kuhadapi selami ini diary, semoga ini menjadi jalan terbaik untuk aku dan mungkin untuk kak Andi, aku tahu ini salah, tapi semua sudah terlanjur. Ma'afkan aku kak. Tapi entah kenapa setiap aku berhubungan dengan kakak, perasaan takut selalu menyelimutiku, makanya aku masih belum siap untuk berhubungan dengan kakak lagi. Sekali lagi ma'afkan Orina kak. Semoga bintang-bintang dilangit saat ini bisa memberitahumu, tentang apa perasaan yang sebenarnya aku alami, setiap berhubungan dengan kakak. Ma'afkan Orina kak, Orina benar-benar minta ma'af. Bagaimanapun kakak pernah menjadi kakak bagi Orina, ma'afkan Orina Kak
Orina
Rabu, 31 Maret 2010
PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
Perang Asia Timur Raya yang dilancarkan Jepang sejak tahun 1942 terinspirasi dari ajaran Shinthoisme tentang “Hakko Ichiu”. Hakko Ichiu berarti kesatuan keluarga umat manusia. Ajaran tersebut telah memberi motivasi bangsa dan pemerintah Jepang untuk membangun masyarakat dunia di bawah kendali Jepang. Semangat tersebut diaktualisasikan dalam bentuk melancarkan semangat imperialisme dan ekspansi ke Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Pada tanggal 8 Maret 1942 panglima tentara Hindia Belanda (Letjen H. Ter P o e r t e n ) menandatangani piagam penyerahan tanpa syarat di Kalijati kepada angkatan perang Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Imamura. Sejak saat itu dengan resmi Indonesia berada di bawah kekuasaan bala tentara Jepang dan Belanda telah kehilangan haknya atas Indonesia A. Aspek politik Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional. Dengan dikeluarkannya UU tersebut, maka organisasi nasional yang pada saat itu sedang giat-giatnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sebagai contoh Parindra dan GAPI, praktis mengalami kelumpuhan. Perjuangan Parindra dan GAPI adalah Indonesia mulia dan sempurna serta berusaha untuk menentukan nasib sendiri bagi bangsa Indonesia. Parindra berusaha untuk mempersatukan persepsi/pandangan organisasi pergerakan nasional dengan cara menggabungkan beberapa organisasi. Sementara GAPI berjuang untuk mencapai kemerdekaan dengan jalan perjuangan melalui tuntutan Indonesia berparlemen. Tentu saja perjuangan Parindra dan GAPI akan membahayakan posisi Jepang yang baru saja menginjakkan kakinya di Indonesia. Dalam rangka menancapkan kekuasaan di Indonesia, pemerintah militer jepang melancarkan strategi politisnya dengan membentuk gerakan Tiga A. Gerakan ini merupakan upaya Jepang untuk merekrut dan mengerahkan tenaga rakyat yang akan dimanfaatkan dalam perang Asia Timur Raya. Berbagai propaganda akan dilakukan agar gerakan tersebut sukses dan Indonesia dapat meyakini bahwa Jepang adalah bangsa Asia yang memiliki kelebihan dan dapat diharapkan membebaskan Indonesia dari penjajahan Barat. Gerakan Tiga A dalam realisasinya, tidak mampu bertahan lama, karena rakyat Indonesia tidak sanggup menghadapi kekejaman militer Jepang dan berbagai bentuk eksploitasi yang dilakukan bahkan jika boleh mengistilahkan, "masih lebih baik dijajah oleh Belanda daripada dijajah Jepang". Hal tersebut membuktikan kekejaman militer Jepang sulit tertandingi. Ketidaksuksesan gerakan Tiga A membuat Jepang mencari bentuk lain untuk dapat menarik simpati rakyat. Upaya yang dilakukan adalah menawarkan kerjasama dengan para pemimpin indonesia untuk membentuk "Putera". melalui Putera diharapkan para pemimpin nasional dapat membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya demi kepentingan perang melawan Sekutu. Melihat peluang untuk melakukan perjuangan secara non kooperasi sulit dilakukan, akhirnya para pemimpin mencoba memanfaatkan peluang kerjasama tersebut, dengan harapan Putera dapat menjadi wadah untuk menggalang prsatuan dan menjadi kekuatan tersembunyi. Paling tidak Putera akan menjadi wadah untuk melakukan konsolidasi kekuatan minimal para pemimpin dapat berdialog dengan rakyat melalui sarana/fasilitas yang dimiliki pemerintah Jepang. Keberhasilan organisasi Putera, tidak terlepas dari kemampuan para pemimpin serta tingginya kepercayaan rakyat Indonesia pada para tokoh nasional untuk memperjuangkan Indonesia merdeka. Indikasinya dapat dilihat dari kemajuan organisasi Putera sampai ke berbagai daerah dan kemandirian Putera dalam menjalankan kegiatan operasional tanpa suntikan dana dari pemerintah Jepang. meskipun Putera tidak mampu menghasilkan karya konkrit bagi perjuangan pergerakan nasional, namun dengan adanya Putera, mentalitas bangsa Indonesia secara tidak langsung sudah dipersiapkan untuk dapat memperjuangkan proklamasi kemerdekaan. Hal serupa dapat dilihat pada pembentukan organisasi militer PETA. Langkah pendudukan selanjutnya Jepang membentuk Dinas Polisi Rahasia yang disebut Kempetai bertugas mengawasi dan menghukum pelanggaran terhadap pemerintah Jepang. Pembentukan Kempetai ini menyebabkan tokoh-tokoh pergerakan Nasional Indonesia memilih sikap kooperatif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena kekejaman Kempetai yang sangat terkenal. Diskriminasi politik tentara pendudukan juga diterapkan, untuk membedakan wilayah Jawa dengan luar Jawa. Untuk pulau Jawa Jepang bersikap lemah karena pertimbangan jauh dari Sekutu, sementara untuk luar Jawa sebaliknya mendapat kontrol/pengawasan yang sangat ketat. Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara: a. Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu) b. Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia) c. Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar. d. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji e. Menarik simpati organisasi Islam MIAI. f. Melancarkan politik dumping g. Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda. Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut: a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang. b. Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan). Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer: 1. Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan madura dikuasai oleh tentara keenambelas denagn kantor pusat di Batavia. 2. Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukit tinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima. 3. daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar. Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer yakni: 1. Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura. 2. Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe. 3. Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda. Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam. Dengan sistem sentralisasi kekuasaan, Jepang mencoba untuk menanamkan kekuasaan di Indonesia. Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan yang terpenting, bahkan jabatan Gubernur Jenderal masa Hindia Belanda dihapus dan diambil alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa. Sementara status pegawai dan pemerintahan sipil masa Hindia Belanda tetap diakui kedudukannya asal memiliki kesetiaan terhadap Jepang. Status badan pemerintahan dan UU di masa Belanda tetap diakui sah untuk sementara, asal tidak bertentangan dengan aturan kesetiaan tentara Jepang. Untuk mengetahui struktur Birokrasi pemerintahan Militer dan Sipil pada masa pendudukan Jepang dengan melihat bagan di bawah ini. A. Pemerintahan Militer Jepang B. Struktur pemerintahan sipil pada masa pendudukan Jepang Dari penjelasan di atas, tentang kebijakan pemerintah militer Jepang di bidang politik dan birokrasi dampak yang dirasakan bangsa Indonesia antara lain terjadinya perubahan struktur pemerintahan dari sipil ke militer, terjadi mobilitas sosial vertikal (pergerakan sosial ke atas dalam birokrasi) dalam masyarakat Indonesia. Sisi positif yang dapat Anda ketahui, bangsa Indonesia mendapat pelajaran berharga sebagai jawaban cara mengatur pemerintahan, karena adanya kesempatan yang diberikan pemerintah Jepang untuk menduduki jabatan penting seperti Gubernur, dan wakil Gubernur, Residen, Kepala Polisi. B. Aspek Ekonomi dan Sosial Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis. 2) Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah. 3) Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material. 4) Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian). 5) Sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan semakin terasakan bertambah berat pada saat rakyat juga merasakan penggunaan sandang yang amat memprihatinkan. Pakaian rakyat compang camping, ada yang terbuat dari karung goni yang berdampak penyakit gatal-gatal akibat kutu dari karung tersebut. Adapula yang hanya menggunakan lembaran karet sebagai penutup. Demikian bentuk praktek-praktek eksploitasi ekonomi masa pendudukan Jepang, yang telah begitu banyak menghancurkan sumber daya alam, menimbulkan krisis ekonomi yang mengerikan dan berakhir dengan tingginya tingkat kematian seperti yang terjadi juga pada bidang sosial di bawah ini, khususnya pergerakan sosial yang dilakukan pemerintah Jepang dalam bentuk Kinrohosi atau kerja bakti yang lebih mengarah pada kerja paksa untuk kepentingan perang. Luasnya daerah pendudukan Jepang, menyebabkan Jepang memerlukan tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya untuk membangun sarana pertahanan berupa kubu-kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga untuk mengerjakan semua itu, diperoleh dari desa-desa di Jawa yang padat penduduknya melalui suatu sistem kerja paksa yang dikenal dengan Romusha. Romusha ini dikoordinir melalui program Kinrohosi/kerja bakti. Pada awalnya mereka melakukan dengan sukarela, lambat laun karena terdesak perang Pasifik maka pengerahan tenaga diserahkan pada panitia pengerah (Romukyokai) yang ada di setiap desa. Banyak tenaga Romusha yang tidak kembali dalam tugas karena meninggal akibat kondisi kerja yang sangat berat dan tidak diimbangi oleh gizi dan kesehatan yang mencukupi. Kurang lebih 70.000 orang dalam kondisi menyedihkan dan berakhir dengan kematian dari ± 300.000 tenaga Romusha yang dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Malaya dan Serawak. Kondisi sosial yang memprihatinkan tersebut telah memicu semangat Nasionalisme para pejuang Peta untuk mencoba melakukan pemberontakan karena tidak tahan menyaksikan penyiksaan terhadap para Romusha. Praktek eksploitasi/pengerahan sosial lainnya yang dapat Anda ketahui adalah bentuk penipuan terhadap para gadis Indonesia untuk dijadikan wanita penghibur (Jung hu Lanfu) dan disekap dalam kamp tertutup. Para wanita ini awalnya diberi iming-iming pekerjaan sebagai perawat, pelayan toko, atau akan disekolahkan, ternyata dijadikan pemuas nafsu untuk melayani prajurit Jepang di kamp-kamp: Solo, Semarang, Jakarta, Sumatera Barat. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak gadis yang sakit (terkena penyakit kotor), stress bahkan adapula yang bunuh diri karena malu. Adapun kebijakan pemerintah Jepang di bidang sosial yang dapat dirasakan manfaatnya seperti pembentukan Tonarigami (RT), satu RT ± 10 - 12 kepala keluarga. Pembentukan RT ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan dan memudahkan dalam mengorganisir kewajiban rakyat serta memudahkan pengawasan dari pemerintah desa. Perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia terjadi pada masa pemerintahan Jepang berupa diterapkannya sistem birokrasi Jepang dalam pemerintahan di Indonesia sehingga terjadi perubahan dalam institusi/lembaga sosial di berbagai daerah (lihat struktur pemerintahan desa/sipil). C. Aspek kebudayaan Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi/perbedaan siapa yang boleh mengenyam/ merasakan pendidikan. Pada masa Belanda, yang dapat merasakan pendidikan formal untuk rakyat pribumi hanya kalangan menengah ke atas, sementara rakyat kecil (wong cilik) tidak memiliki kesempatan. Sebagai gambaran diskriminasi yang dibuat Belanda, ada 3 golongan dalam masyarakat: 1. Kulit putih (Eropa) 2. Timur Asing (Cina, India dll) 3. Pribumi Pola seperti ini mulai dihilangkan oleh pemerintah Jepang. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu: SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Sistem ini masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini sebagai satu bentuk warisan Jepang. Satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan adalah penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang diadakan. Dengan melihat kondisi tersebut, Anda akan mendapatkan dua sisi, yaitu kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan yang diterapkan pada masa Belanda yang lebih liberal namun terbatas. Sementara pada masa Jepang konsep diskriminasi tidak ada, tetapi terjadi penurunan kualitas secara drastis baik dari keilmuan maupun mutu murid dan guru. Diskusikan dengan teman, orang tua/siapa saja di lingkungan Anda yang diperkirakan dapat memberi informasi: 1. Penjajah Belanda dalam hal pendidikan lebih bersifat memecah belah dan diskriminasi. 2. Pendidikan Jepang misalnya bidang militer seperti PETA apakah benar-benar tulus? Jelaskan. Kondisi di atas tidak terlepas dari target pemerintah Jepang melalui pendidikan, Jepang bermaksud mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan mewujudkan konsep kemakmuran bersama Asia Timur Raya, namun dengan jalan yang salah, karena harus melalui peperangan Asia Timur Raya. Satu hal yang paling menarik untuk Anda cermati adalah pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno (Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo) . Tidak semua rakyat Indonesia dapat menerima kebiasaan ini, khususnya dari kalangan Agama. Penerapan Seikerei ini ditentang umat Islam, salah satunya perlawanan yang dilakukan KH. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pondok pesantren Sukamanah Jawa Barat. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Singaparna. Ada hal yang dapat Anda ketahui dari kebijakan pemerintah Jepang di bidang budaya yakni berkembangnya tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas. Nilai tradisi Jepang dan kemiliterannya melaui semangat Bushido (semangat ksatria Jepang akan dapat Anda ketahui dari analisa aspek militer). D. Aspek Kehidupan Militer Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik. Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan pertempuran (Asia - Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 - Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943). Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam pertempuran menghadapi Sekutu. Di bawah ini Anda akan mempelajari bentuk-bentuk barisan militer yang dipersiapkan oleh Jepang antara lain: 1. 9 Maret 1943 didirikan gerakan Seinendan (Barisan Pemuda). Pelantikannya dilakukan 29 April 1943, dengan anggota ± 3500 pemuda. Tujuannya untuk melatih dan mendidik para pemuda, agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air dengan kekuatan sendiri. Persyaratan untuk menjadi Seinendan adalah: pemuda berusia 14 - 23 tahun 2. Pembentukan Barisan Pelajar ( Gokutai) untuk pelajar SD - SLTA, 3. Pembentukan Barisan bantu Polisi ( Keibodan), dengan syarat yang lebih ringan dari Seinendan, usia yang diprioritaskan ± 23 - 25 tahun. Untuk Keibodan ini ada keharusan untuk setiap desa (ku) yang memiliki pemuda dengan usia tersebut dan berbadan sehat wajib menjadi Keibodan. Sistem pengawasan Keibodan ini diserahkan pada Polisi Jepang. Ada beberapa istilah Keibodan sesuai dengan wilayah atau daerahnya seperti di Sumatera disebut dengan Bogodan sedangkan di daerah Angkatan Laut, khususnya di Kalimantan disebut dengan Borneo Konon Hokokudan dengan jumlah pasukan ± 28.000 orang. 4. Pembentukan barisan pembantu Prajurit Jepang ( Heiho) April 1943. Anggota Heiho adalah pemuda berusia ± 18 - 25 tahun, dengan pendidikan terendah SD. Mereka akan ditempatkan langsung pada angkatan perang Jepang (AL - AD). Walaupun berstatus pembantu prajurit tetapi mereka dilatih untuk mampu menggunakan senjata dan mengoperasikan meriam-meriam pertahanan udara. Bahkan saat perang semakin hebat mereka diikutsertakan bertempur ke front di Solomon dan tempat lain. Disinilah para pemuda kita mendapat tempat latihan militer yang sesungguhnya dengan kemampuan yang tinggi. 5. Pembentukan Barisan Semi Militer khusus direkrut dari golongan Islam dengan nama : Hizbullah (Tentara Allah) diantaranya tokoh Otto Iskandinata dan Dr. Buntaran Martoatmojo. 6. Pembentukan Pasukan Pembela Tanah Air ( PETA) tanggal 3 Oktober 1943 dilakukan oleh Letjen Kumakici Harada melalui Osamu Seiri no. 44 yang mengatur tentang pembentukan PETA. Pembentukan PETA ini, Jepang bercermin dari Perancis saat menguasai Maroko dengan memanfaatkan pemuda Maroko sebagai tentara Perancis. Secara khusus penjelasan tentang PETA, akan lebih diperluas, karena peranan anggota PETA ini sangat besar dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankannya. Disinilah inti dari kekuatan militer RI nantinya (sering diistilahkan dengan embrio dari TNI). 7. Pembentukan Jawa Hokokai. Memasuki tahun 1944 kondisi Jepang bertambah buruk. Satu persatu wilayahnya berhasil dikuasai Sekutu, bahkan serangan langsung mulai diarahkan ke negeri Jepang sendiri. Melihat kondisi tersebut pada tanggal 9 September 1944 PM Kaiso mendeklarasikan janji kemerdekaan untuk Indonesia di kemudian hari. Janji ini semata-mata untuk memotivasi bangsa Indonesia agar tetap setia membantu perjuangan militer Jepang dalam menghadapi Sekutu. Beberapa hari sesudah janji kemerdekaan dibentuklah Benteng perjuangan Jawa ( Jawa Sentotai) ini merupakan badan perjuangan dalam Jawa Hokokai, bahkan organisasi lainpun dibentuk seperti Barisan Pelopor ( Suisyintai) dipimpin langsung oleh Ir. Soekarno, Sudiro, RP. Suroso, Otto Iskandardinata dan Dr. Buntaran Martoatmojo. Melalui bentuk-bentuk pelatihan militer di atas, Anda akan dapat memahami sisi positif dan negatif yang dapat dirasakan para pemuda Indonesia. Para pemuda kita tidak hanya dilatih kemampuan dan keterampilan militernya dalam menggunakan senjata tetapi sikap dan mental merekapun tanpa sadar dibentuk dengan suatu semangat Bushido (sikap para ksatria militer Jepang) baik disiplin, keuletan/daya juang yang tinggi, kerja keras, jujur dan berani menghadapi tantangan serta memiliki tanggung jawab. Sikap mental yang seperti ini akan menjadi kekuatan tersendiri dari para pemuda Indonesia dalam menghadapi kekejaman tentara Jepang seperti dalam pemberontakan PETA. Di sisi lain akan menjadi bekal dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi tentara Sekutu, baik yang tergabung dalam laskar-laskar rakyat maupun yang akan menjadi tentara Inti Republik Indonesia. Bagaimana dampak negatifnya? Anda tentu sudah dapat membayangkannya bagaimana bentuk eksploitasi (pengerahan) fisik terjadi, baik pada saat pelatihan maupun sesudah menjadi Tentara Sukarela yang dikirim untuk berperang. Mereka yang berada pada usia produktif (aktif 20 - 40 tahun) harus berjuang dengan taruhan nyawa demi membela kepentingan bangsa lain. Sementara bagi mereka yang tidak terjun langsung ke medan juang, tenaga mereka dipersiapkan untuk menyediakan fasilitas perang mulai dari perlengkapan fisik sampai pada penyediaan logistik/bahan makanan untuk tentara.