Selasa, 06 April 2010

Orina's diary..


..29 maret 2009
. . . pelajaran bahasa Indonesia sudah sampai pada bab wawancara, ibu Dina, guru bahasa indonesiaku memberikan tugas pada kita untuk mewawancarai kakak kelas, Karena tema wawancara itu adalah " Antara kegiatan dengan prestasi ", memang tugas itu adalah tugas kelompok, tetapi yang bingung mencari koresponden adalah aku sendiri…
Huh,,,menyebalkan…!!!!!!
Akhirnya setelah berfikir lama, aku menemukan korespondennya, dia adalah kak Dimas, iya bisa dibilang dia adalah kakak kelasku yang sangaaaaaaaaaaaatttttttttt baiiikkk….
. .30 maret 2009
Karena pengumpulan tugas tinggal beberapaa hari, akhirnya pada jam istirahat ke2 atau sekitar jam 12 siang, mulailah kupanggil kak Dimas untuk segera menjadi korespondenku…
Tapi….,,,, ada hal yang sangat disayangkan sekali,, setelah kupanggil, ternyata teman sekelompokku yang kusuruh untuk membuat pertanyaan, ehhhh…malah belum buat, akhirnya, kak dimas diambil jadi koresponden kelompok lain deh,,,
….aaaaahhhhhhh….. ,,
Ga' berhenti begitu saja untuk mendapatkan koresponden.. akhirnya kusuruh si Tara, teman sekelompokku itu untuk membuat pertanyaan, ,, bisa dibilang sie dadakan..!!
Akhirnya, aku meminta pendapat pada kak ari, kira-kira siapa ya yang pantas untuk jadi koresponden kelompokku selanjutnya,, dia langsung menjawab , " gendut aja!!!"
" gendut tuh siapa???" tanyaku heran, .. ternyata gendut yang dimaksud itukak Andi, memang postur tubuhnya yang agak gemuk, makanya teman-temannya lebih senang memanggil gendut...
"..hmm.hmm.hmmm,, gimana teman, kalian setuju ga'???",, " ya udah deh, terserah lu aja..", jawab mereka.
Akhirnya dengan perasaan sedikit canggung aku dan teman-temanku mewawancarainya, walaupun dia kelihatan begitu tidak meyakinkan. Demi tugas akhirnya kupilih dia sebagai korespondenku… "hmmm… gag papa deh, yang penting ada.." pikirku dalam hati.
Setelah beberapa hari, akhirnya Ibu Dina menyuruh untuk mengumpulkan hasil wawancara, ehhhhh....setelah dikumpilin ternyata ehh ternyata tugasku salah, yahhhhh...., kecewanya hati ini, truss juga ibu Dina mengomentari koresponden yang kita pilih, katanya dia bukan termasuk siswa yang berprestasi disekolah, yawdah, akhirnya kita putuskan untuk mencari kembali koresponden,, dan dijadikanlah Kak Dinar untuk menjadi koresponden kami, kali ini kita ga' salah orang lagi, karena kak Dinar termasuk siswa yang aktif berorganisasi dan berprestasi juga disekolah. Satu persatu beban kita berakhir, dan Ibu Dina bangga dengan hasil yang kita capai.
. .31 Maret 2009
"Uuuuhhhhh..akhirnya selesai juga". "Tittttt….tiiiiitttt….tiiiiittttt.. hape tipe 3315-ku berbunyi, wah ada nomor asing ?????", tanyaku bingung, " nomor siapa ya???, ah, paling juga orang salah pencet" akhirnya kubiarkan saja.
Setelah beberapa lama nomor yang nyasar tadi kubiarkan, akhirnya aku balas dengan sms dan miss call, mungkin saja dia adalah temanku. Tiiiiittt...tiiiitttt...tiiiiit... dengan segera kubuka sms tersebut berharap nomor nyasar tadi membalas smsku, Waaaawwww,, akhirnya si pemilik nomor tadi membalas smsku " bukan aku yang miss call tapi si Dimas??", begitulah balasannya, bingung sie,, kupikir-pikir siapa pemilik nomor ini?, dan dia membalas lagi " nie akukak Andi". "Apahhhhhhh??????kak Andi???????, aku terhentak kaget, huuuuhhhhh,, yaudah akhirnya kita connect-connectan., dia sering sms aku menanyakan masalah sekolah, maklum dia kan baru lulus, jadi rasa kangen kepada sekolah masih ia rasakan,.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 4 bulan kita sms'an dan telpn'an, pada bulan ke 4 itulah aku mulai merasakan sesuatu yang mungkin dibilang itu adalah rasa bosan , dia sering sms dengan ,menanyakan keadaanku setiap hari, setiap jam, menit, bahkan setiap detik. Bagaimana hati seseorang tidak akan bosan?, jika setiap hari dia selalu posesif terhadapku, memang sie kita sudah menganggap sebagai kakak adik, tapi apakah sampai seperti itu??,, aku membalasnya dengan bersikap baik, dan tidak pernah mengeluh tentang apa yang ia lakukan, walaupun dalam hati ini rasa bosan sudah saaangatt menyelimuti. " huh.,, kenapa bisa seperti ini ya??, aduuuuhhhhhh.....!!! apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya, bahwa aku sudah bosan dan tidak ingin untuk disms dalam beberapa waktu ini??, ahhhhhh,,biarkan sajalah, aku tak tega jika harus berkata seperti itu kepadanya." Gumam kebingungan dariku.

Pada suatu malam ketika aku sedang belajar untuk menhadapi tes semesteran besok, ada sms datang, kubuka saja sms itu, aku sudah menduga kalo sms itu pasti dari kak Andi, dan setelah sms itu aku buka, ternyata benar kalo sms itu dari kak Andi, " lagi apa dek?", tanpa ragu aku balas sms dia " nie kak lagi belajar". Beberapa menit kemudian dia membalas sms, " emang bener lagi belajar?", setelah membaca balasannya tersebut, aku merasa dia seolah-olah tak percaya bahwa aku sedang belajar, dia pikir aku membohonginya, lalu kubalas saja sms tersebut dengan hati sedikit kesal " kakak gag percaya kalo adek sedang belajar?". Dan kemudian dia membalas "iya deh, kakak percaya".
Saat dia membalas seperti itu rasa ingin marah tiba-tiba muncul padanya, kubalas lagi smsnya " memangnya kakak itu siapa sie?, pacar,saudara aja bukan! Kenapa sms kayak gitu kak, aku nggak suka kak, adek itu sudah sangat capek hari ini, mengerjakan proposal sendirian, dan baru saja selesai, lalu aku melanjutkan untuk belajar. Dengan datangnya sms kakak yang seperti itu, aku dah gag suka kak, seolah-olah kakak itu siapa gitu?!!. Yaudah mulai saat ini jangan pernah sms aku lagi dan jangan pernah ganggu aku lagi, terima kasih atas semua yang pernah kakak berikan padaku selamat malam kak".
Begitulah sms yang kubalas padanya, aku menganggap sms tadi adalah salah satu cara yang paling tepat untuk mneghindar darinya selama beberapa waktu. Setelah kubalas sms tersebut langsung saja hape kumatikan. Keesokan harinya, hape ku aktifkan lagi, ada banyak sekali sms darinya yang masuk, ada sekitar 5sms yang ia kirim, kubiarkan saja sms itu dan tak pernah kubalas lagi semua sms darinya. Dengan berjalannya waktu, tak terasa sudah 2 minggu kita tidak sms'an. Tiba-tiba sesaat setelah aku mengisi acara sebagai MC di pensi class meeting sekolahanku, aku bersama Zia, sahabat senasibku, begitulah aku menyebutnya, karena dalam setiap organisasi hanya aku dan dia yang selalu aktif, kita juga yang selalu merasakan ketidakadilan dalam organisasi, aku ajak dia untuk pergi makan kekantin, disana kita bertemu dengan kakak kelsaku, dia seorang cewek yang juga dianggap kak Andi sebagai adiknya juga, dia adalah kak Ria, tiba-tiba dia memanggilku " Orina, bisa kesini sebentar?", "'iya kak, ada apa?" tanyaku heran, " apa yang kau lakukan padanya" dengan raut wajah yang begitu muram, "maksudnya kak?, "siapa?" tanyaku heran lagi, "pasti kau akan tahu apa yang kumaksud" jawab dia, beberapa saat kemudian aku mulsi mengerti apa yang ia tanyakan dan kujawab saja, " ooooo,,, maksudmu kak Andi kak?, aku tidak berbuat apa-apa padanya,". Aku menceritkan semua yang terjadi padanya, dan ternyata semenjak aku memutuskan hubungan dengan kak Andi, giliran kak Ria yang menjadi korban, dia mengalihkan sifat posesifnya kepada kak Ria, yang ternyata sudah mempunyai pacar.
" tau gag sie dek, dia itu sekarang menjadi bersifat posesif ke aku, kamu tahu sendir ikan aku sudah punya pacar? Aku juga tidak nyaman dengan perlakuan yang seperti itu.." dengan raut muka yang agak ketakutan, ia menceritakan itu kepadaku. Setelah itu aku kembali duduk untuk menyantap makanan bersama Zia, kemudian Zia bertanya, "emang ada apa sie antara Lu dengan kak Ria?" tanya Zia penasaran, "gag da apa-apa kok, tenang saja", awabku dengan perasaan sedih.
Beberapa hari kemudian sesaat setelah aku dan Zia diundang oleh guru bahasa inggris ke kantor, aku mengajak zia menuju belakang sekolah, tepatnya dibawah pohon rambutan, aku menceritakan semua yang terjadi antara aku dan kak Andi pa Zia, aku percaya bahwa Zia akan menyimpan hal ini baik-baik, dan tidak akan menceritakan pada siapapun, " jadi yang kau bicarakan dengan kak Ria adalah tentang kak Andi?, hah, kamu ini, kenapa bisa seperti itu?" tanya Zia dengan nada humor, " zia, apa dong yang harus kulakukan?, aku bingung?" ssmbil memegang tangan Zia, aku berharap zia mau membantuku. " yahhh... biarkan saja deh, tapi terserah kamu juga, kau mau apakan dia kan terserah kamu" , " aku bingung Zi,?, huuuuhhhh.. kenapa bisa seperti ini?", gumamku.
Siang-malam aku selalau bersama dengan Zia, yach, maklum lah kita kan teman senasib dan seprofesi. Tiap malam kita harus ke asrama , karena kita adalah Tutor b.inggris untuk mengajar adik-adik kelas kita. Setiap kita bertemu selalu saja menggosip,, hiiiihhiiii, maklum itu bisa dibilang hiburan sesaat. Hehe. Suatu hari ketika Zia sedang bermain Facebook, dia bercoment-coment'an dengan kak Andi, Dia curhat pada Zia tentang masalah yang kita alami, Zia langsung memberitahuku tentang hal itu, dan dia menyarankan untuk memaafkan perbuatan kak Andi, " sebaiknya kamu ma'afkan saja kak Andi, kasihan dia harus menunggu ma'af darimu, ", "tapi Zi, entah kenapa jika aku berhubungan dengan kak Andi, aku selalu takut , makanya aku tidak ingin lagi berhubungan dengannya" ,sahutku merengek. " tapi orina, jika kamu biarkan seseorang untuk menunggu ma'af yang tak kunjung datang pasti perasaannya akan sangat hancur, coba bayangkanlah jika kak Andi adalah kamu?, apa yang akan kamu rasakan?, ma'afkanlah saja dia dan jika kamu tidak ingin lagi berhubungan dengannya, pakailah kamu nomor yang tidak terpakai, lalu non aktifkan nomor tersebut, setelah kmau memberikannya ma'af. Itu saran dariku, selebihnya terserah kamu.", Zia langsung meninggalkanku begitu saja dan aku mulai termenung, memikirkan apa yang harus aku lakukan, beberapa saat kemudian aku akhirnya menemukan titik terang, kuputuskan untuk mengikuti saran dari Zia, dan mulailah aku sms kak Andi dan memberikannya ma'af. " kak, ini orina, orina mau memaafkan kakak, dan tentu saja orina juga ingin meminta ma'af kepada kakak atas kesalahan orina, sekarang kakak sudah kuma'afkan, itu kan yang kakak minta?, terima kasih kaka atas semuanya. Selamat siang". Begitulah sms yang kukirim pada kak Andi hati serasa lega, tak lupa nomor yang kupakai itu kubuang, agar kak Andi tidak menghubungiku lagi. Keesokan harinya aku menemui zia dan mengucapkan terima kasih " Zia, makasih ya atas sarannya" , " sudahlah yang penting kmau lega, iya ga?" jawab Zia dengan nada sedikit santai. Namun aku pikir-pikir kembali, semua berawal dari kesalahanku yang tak pernah berkata jujur tentang sikap kak Andi selama ini yang membuatku tidak nyaman, tapi nasi sudah menjadi bubur, apa yang aku lakukan sudah tidak ada artinya lagi. Dan ku tulis semua cerita itu kedalam diary-ku,

Dear diary 26 agustus 2009
Aku telah menyelesaikan semua masalah yang kuhadapi selami ini diary, semoga ini menjadi jalan terbaik untuk aku dan mungkin untuk kak Andi, aku tahu ini salah, tapi semua sudah terlanjur. Ma'afkan aku kak. Tapi entah kenapa setiap aku berhubungan dengan kakak, perasaan takut selalu menyelimutiku, makanya aku masih belum siap untuk berhubungan dengan kakak lagi. Sekali lagi ma'afkan Orina kak. Semoga bintang-bintang dilangit saat ini bisa memberitahumu, tentang apa perasaan yang sebenarnya aku alami, setiap berhubungan dengan kakak. Ma'afkan Orina kak, Orina benar-benar minta ma'af. Bagaimanapun kakak pernah menjadi kakak bagi Orina, ma'afkan Orina Kak
Orina

1 komentar: